‹ Back

Prosedur dan Aturan Hukum Indonesia untuk

Gugatan Cerai Jika Tergugat Berada di Luar Negeri

 

Pernikahan adalah ikatan sakral yang diharapkan dapat bertahan seumur hidup. Namun, tidak selalu perjalanan rumah tangga berjalan sesuai harapan. Ketika keputusan untuk bercerai telah diambil, berbagai situasi mungkin muncul, salah satunya adalah ketika salah satu pihak, tergugat, tinggal di luar negeri. Situasi ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana proses hukum perceraian di Indonesia jika tergugat berada di luar negeri? Artikel ini akan menjelaskan prosedur hukum yang berlaku bagi Warga Negara Indonesia (WNI) berdasarkan agama masing-masing.

 

Prosedur Pengajuan Gugatan Cerai Berdasarkan Agama

 

1. Untuk Pasangan Non-Islam

Bagi pasangan non-Islam, proses pengajuan gugatan cerai harus dilakukan di Pengadilan Negeri. Berdasarkan Pasal 20 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, yang menjabarkan tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan bahwa,

 

Dalam hal Tergugat bertempat pada kediaman di luar negeri, gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman Penggugat. Ketua Pengadilan menyampaikan permohonan tersebut kepada tergugat melalui Perwakilan Republik Indonesia.

 

Berikut adalah prosedur mengajukan gugatan perceraian lebih lanjut:

• Pengajuan Gugatan, Gugatan diajukan di Pengadilan Negeri yang sesuai dengan domisili penggugat di Indonesia;

 

• Pemberitahuan Gugatan, Ketua Pengadilan kemudian menyampaikan gugatan tersebut kepada tergugat melalui perwakilan resmi Republik Indonesia (misalnya Kedutaan Besar atau Konsulat) di negara tempat Tergugat berdomisili;

 

• Jika seorang istri yang tinggal di Jakarta Pusat ingin menggugat cerai suaminya yang tinggal di Amerika Serikat, dia harus mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan akan mengurus pemberitahuan kepada suaminya melalui Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat.

 

2. Untuk Pasangan Islam

Bagi pasangan yang beragama Islam, pengajuan perceraian dilakukan di Pengadilan Agama. Kompilasi Hukum Islam (“KHI”) menyediakan panduan yang spesifik terkait pengajuan cerai ini.

 

1. Permohonan Cerai Talak (diajukan oleh Suami), berdasarkan Pasal 66 ayat (3) KHI, “Jika Termohon (istri) tinggal di luar negeri, permohonan cerai talak diajukan ke Pengadilan Agama di wilayah tempat tinggal pemohon (suami)”;

 

2. Gugatan Cerai (diajukan oleh Istri), berdasarkan Pasal 20 ayat (3) dan Pasal 132 KHI,

“Jika Tergugat (suami) tinggal di luar negeri, gugatan perceraian diajukan ke Pengadilan Agama di wilayah tempat tinggal penggugat (istri).”

Pemberitahuan gugatan dilakukan melalui perwakilan resmi Republik Indonesia di negara tempat suami berdomisili.

 

Pertimbangan Hukum dalam Proses Perceraian Internasional

 

Proses perceraian dengan salah satu pihak yang berada di luar negeri dapat menghadapi beberapa tantangan, seperti:

 

• Proses Pemberitahuan, memastikan pemberitahuan resmi sampai kepada pihak tergugat di luar negeri adalah langkah krusial yang memerlukan kerja sama dengan perwakilan diplomatik Indonesia;

 

• Perbedaan Hukum, berbeda dengan Indonesia, negara tempat tinggal tergugat mungkin memiliki sistem hukum yang berbeda. Oleh karena itu, konsultasi dengan pengacara internasional mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa semua aspek hukum terpenuhi; dan

 

• Dokumentasi Tambahan, dokumentasi yang diperlukan bisa lebih kompleks, termasuk penerjemahan dokumen-dokumen hukum ke dalam bahasa negara tempat tinggal tergugat.

 

Pentingnya Konsultasi dengan Praktisi Hukum Profesional

Karena kompleksitas yang mungkin timbul dalam kasus perceraian internasional, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan firma hukum yang memiliki keahlian dalam hukum keluarga internasional. FamAttorney siap membantu Anda dengan menyediakan nasihat hukum yang tepat dan memandu Anda melalui proses yang rumit.

 

Konsultasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di 0823 11 922 911

Instagram: @fam.attorney